Aku menyadari betul bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang mutlak.
Andai aku dapat memilih, mungkin....
Ah percuma saja berandai-andai.
Aku memang terlahir sebagai anak pertama.
Mereka bilang, anak pertama adalah sang penopang.
Anak pertama haruslah menjadi teladan.
Anak pertama harus bisa diandalkan.
Aku protes! Siapakah pencetus segala peranan itu?
Memangnya aku hidup dapat memilih?
Lantas bagaimana dengan anak bontot?
Hal-hal menyenangkan seringkali dikaitkan dengan peranan anak bontot.
Anak bontot itu identik dengan manja.
Anak bontot sering dikatakan paling disayang.
Tak sedikit pernyataan bahwa anak sulung harus mengalah pada si bontot.
Aku adalah sang anak pertama, si sulung.
Aku benci dengan segala pernyataan menjijikkan itu.
Aku tak pernah dapat memilih untuk menjadi anak sulung atau tidak.
Orangtua sering berkata bahwa anak-anaknya akan mendapatkan perlakuan yang sama.
Lantas mengapa masih sering terpaku dengan 'mitos-mitos' menjijikkan seperti itu?
Andai aku dapat memilih, ingin sekali aku tak menjadi anak sulung.
Aku muak dengan segala sekat-sekat yang disematkan pada gerak-gerak anak sulung.
Aku benci dengan label yang harus kujunjung tinggi.
#tulisanserupapuisi
#coretankasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar