Aroma petrichor memenuhi indera penciuman Lala. Dan ingatan tentang Wisnu Paramudya tak habis mengisi helaan nafasnya.
"Mas... Kenapa kita selalu ribut seperti ini? Maumu apa?"
"Kamu tanya lagi mauku apa? Aku cuma menuntut satu hal darimu, La. Manut sama aku! Nurut, La."
"Nurut? Aku perempuan mandiri, mas. Kamu lupa ya latar belakang kita pun berbeda. Aku perempuan Batak, mas. Aku dididik secara keras untuk dapat mandiri sejak dini. Kamu yang selalu memandang rendah derajat perempuan, mas! Hargai aku!"
Apakah semua harus berakhir sudah... dan berhenti sampai disini.
"La. Kok bengong aja?"
"Kak Abby? Eh, makasih.", ujarnya seraya menyeruput segelas frappuccino mocha cookie crumble yang disodorkan Abby padanya.
"Kamu aneh, La?"
"Aneh kenapa?"
"Iya. Aneh. Hujan-hujan begini minumnya yang dingin-dingin."
Lala hanya tersenyum. Ia pandangi seraut wajah dihadapannya. Abby Robertson. Seorang senior yang dikenalnya dari kampus. Sahabat abang sepupunya.
Jangan paksakan aku mengiyakan inginmu, bila tak kau indahkan mimpi tentang kita.
"Kenapa jadi perempuan gak bisa jaga diri banget sih kamu?"
"Kamu sakit jiwa ya? Aku bilang laki-laki itu yang punya perasaan ke aku. Sedangkan buat akunya, semua hambar, mas! Gak usah sok tau deh!"
"Lala! Diam! Dengarkan aku dulu! Aku benci perempuan yang tidak mampu mengendalikan dirinya!"
"Maksudmu aku ganjen? Ya Tuhan Yesus, Wisnu, laki-laki itu yang menyukaiku. Bukan dari pihak akunya!"
"Iya! Lantas kamunya kegirangan. Kamu sebarkan harapan ke banyak cowok. Kamu haus pujaan. Kamunya aja memang keganjenan, kegatelan, kecentilan. Kurang bahagia ya sampai segitunya cari perhatian ke banyak lawan jenis?"
"Bangs*t!! Baj*ngan! Pers*tan sama kamu! Arggghhh!"
Tak ada satu pun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai.
"La? Kenapa bengong terus?", tanya Abby lembut.
"Kak Abby? Aku bengong? Ah enggak kok. Ini lagi baca buku."
"Perasaan itu novel dan bukan peta kan? Lantas kenapa terbalik gitu?"
"Kak Abby sok tau!", gerutu Lala. Ia malu bukan kepalang tertangkap basah melamun dengan sedotan yang menghirup udara kosong.
"Kamu gak suka ya kita ke tempat seperti ini?"
Engkau dan aku mungkin berbeda.
"Ngopi-ngopi cantik yuk?"
"Hah? Dimana?"
"Sudah pernah ke DarkHouse*? Pasti belum, kan? Ayuk pengalaman pertamu kesananya sama aku aja. Biasanya pengalaman pertama itu paling berkesan loh karena paling terkenang. Ehehehe."
"Gak jelas kamu, mas! Ahahaha. Eh emang disana ada minuman dinginnya?"
"Jangankan minuman dingin. Dari box telepon merah ala-ala London retro sampai nuansa serba pink, semuanya ada. Masing-masing lantai punya dekorasi yang berbeda nuansa. Tinggal kamu pilih yang mana yang paling cozy menurutmu."
"Oh, okay. Aku sih fleksibel. Yang penting ada minuman dingin dan manisnya."
Tapi kita masih bisa bicara dan saling mendengar.
"Lala... Astaga! Entah sudah berapa kali kamu bengong kali ini, La? Kamu mau cabut sekarang mumpung hujannya sudah reda? Sepertinya kamu kurang nyaman, ya?"
"A...nggg...Eh... Enggak kok kak Abby. Aku enjoy banget. Saking asik tempatnya."
"Kamu berbohong, La. Aku tahu kamu bohong. Ahahaha. Kamu mikirin apa sih kalo boleh tau?"
Bukan harus seperti ini.
"Eh hujannya sudah reda. Kita masih mau stay memesan semangkok bakso lagi atau langsung pulang?"
"Mamamu sudah nyariin kah?"
"Kalo masih siang begini, mama belum ribut menelpon. Nanti agak sore baru mamaku ribet nyariin anaknya."
"Ok! 2 gelas teh tarik dan sepiring roti cane cokelat kejunya ya mbak untuk kami berdua.", teriak Wisnu ke pelayan di seberang ruangan.
"Nuuu... pssst... kamu rasakan tidak aroma itu?"
"Aroma Mie Aceh Seafood Daging Sapi yang kaya bumbu? Kamu mau pesan itu lagi? Ok... Mbaak...!"
"Wisnu! Bukan! Engga mbak, cukup tadi aja pesanannya. Duh...coba tenangkan dirimu dan rasakan aromanya. Hujan. Aroma hujan."
"Bau tanah? Apa sih? Basah? Lembab? Apa?"
"Petrichor. Namanya Petrichor. Aroma hujan."
"Oh.. Ok. Lalu?"
"Ingat ini, Nu. Setiap kamu menghirup aroma hujan, kamu harus ingat tentang kita. Tentang aku dan kamu. Mengerti?"
"Siap Ibu Bos. Eiya tadi pembicaraan kita sampai mana?"
"Hukum Kekekalan Energi."
"Nah, iya! Ada hubungannya tuh sama aroma yang kamu maksud."
"Maksudmu?"
"Iya. Di dalam hukum kekekalan energi, ditegaskan bahwa : Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain."
"Lalu dimana hubungannya?"
"Iya. energi radiasi diubah menjadi energi panas. Energi kimia diubah menjadi energi listrik. Dan energi aroma diubah menjadi energi rasa. Aroma petrichor diubah menjadi energi ingatan yang cukup kuat yang merasuk ke benakku dan diterjemahkan menjadi satu kata : Lala. Kamu."
"Yeee... apa deh. Sok tau. Ngarang. Gombal!"
"Tapi suka kan digombalin? Tuh buktinya sampai salting. Ahahaha."
"Wisnuuuu! Iiiih nyebelin!"
"Ahahaha. Pipimu tuh merah kayak udang rebus. Ciye yang kegeeran digombalin. Ahahaha."
Haruskah kita seperti ini?
"Kamu gak suka karena kita sama ya?", suara serak parau terhempas dari kerongkongan Abby.
Lala terlonjak kembali dari lamunannya. "Maksud kak Abby apa?"
"Iya. Kamu gak suka karena kita sama ya? Karena kamu dan aku -kita- sama?"
"Sama?"
"Karena kita satu, La. Satu agama, satu keyakinan. Seperti yang kamu bilang yang selalu ibumu tekankan."
"Kok kakak ngomong gitu?"
"Iya, karena kita terlalu punya banyak kesamaan makanya kamu gak suka. Karena aku bukan mahluk berjakun, kan? Karena aku dan kamu sesama perempuan, kan? Sesuka apapun, sedalam apapun dan seteguh apapun aku suka sama kamu, kamunya masih 'straight' kan? Dan aku kelihatan menjijikan buatmu?"
"Kak Abby..."
"Oiya, satu lagi. Dan Wisnu, kemanapun dia pergi, hati kamu ikut tersangkut digenggamannya."
"Kak..."
"But I love you, La. I do. Well, maybe nobody wanna see us together. But it don't matter if I got you, Lala."
Kenapa ada sang hitam bila putih menyenangkan?
"Aku sangat menghargai pernikahan sesama jenis. Kalau kamu mas?"
"Aku akan menghargai pasangan apapun di jagat raya ini selama mereka menghargai keberadaan kita."
I can't live a lie running for my life.. I will always want you.
*DarkHouse itu nama plesetan dari salah satu cafe dan resto unik di Kebayoran Baru.
Lagu : - Apakah Harus Seperti Ini - Musikimia
- Berhenti Berharap - Sheila On 7
- Wrecking Ball - Miley Cyrus
Ada apa menelfon saya? Ada perlu apa? Masih ingat dengan rumah lamamu atau ternyata memang sudah punya rumah baru?
BalasHapusApakah rumah barumu tau akan "foto" dari rumah lamamu? Atau mungkin tau "surat-surat" dari rumah lamamu? Atau mungkin tau keduanya? Atau bahkan belum tau akan keduanya?