Ia begitu lihai meramu kata
Meski kadang tak punya makna
Tapi Halimah begitu terpana
Duhai sang pujangga
Yang begitu berani bermain kata
Segala puja Halimah panjatkan padanya
Halimah tahu sang pujangga lihai bicara
Bermain aksara terlebih cinta
Hingga kini entah berapa wanita
Yang dimanja lidah sang pujangga
Bukankah engkau Halimah pernah berjanji
Tak lagi tekuk lutut dibuai kata
Ingat luka yang pernah cinta cipta,
wahai engkau Halimah!
Buka mata dan telinga, wahai Halimah!
Pusara masa lalumu masih basah.
Tanahnya masih merah.
Ingatlah darah telah tertumpah.
Yang di masanya ia pernah begitu gagah.
sampai pada akhirnya ia kalah.
pada lara hasil karya sang Maha Kuasa.
Berhenti. Berbalik arah. Segeralah Halimah.
Sebelum engkau kembali mati.
Nikmatilah hari ini dan kini.
Dimana padamu kesempatan kedua diberi.
Untuk bereinkarnasi, hidup kembali.
Meski kini harus sendiri.
Tak peduli!
Asal jangan jatuh lagi.
Lagi-lagi dalam buaian pujangga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar