Sabtu, 09 Januari 2016
Bercerai dengan Kopi
Kamu seduhan kopi pertama dan terakhir dalam hidup saya.
Saya selalu benci pada kopi. Apalagi sepi.
Lalu kamu datang, menawarkan secangkir kopi dan jutaan mimpi.
Tentang kita. Tentang kamu dan saya.
Dan katamu, kopiku akan jadi lebih nikmat dengan taburan cokelat. Apalah.
Asal itu berasal dari barista pribadi saya, seketika saya percaya.
Selama ini kamu bilang saya yang dicari. Lalu kamu pergi. Melarikan diri.
Hanya karena tak punya nyali.
Ah.. entah!
Kenangan dan kehilangan selalu punya tempat dalam perjalanan kehidupan.
Kamu, laut dan kopi.
Barista pribadi saya. Ombak terbesar dalam hidup saya. Dan pahit termanis bagi saya.
Dasar maling! Datang, lalu berpaling. Meninggalkan pening, hening dan aku melawan sinting.
Dasar bajingan! Berani-beraninya menghamburkan harapan, angan dan meninggalkan sejuta kenangan.. lalu lepas tangan.
Dasar pencuri! Pergi meninggalkanku di sini sendiri.
Bertahan. Atau lepaskan.
Saya bukan pilihan.
Itu sebabnya saya bercerai dengan kopi.
Saya benci rasa sepi.
Sendiri.
Dan pahit.
Siapa butuh pahit?
Saya butuh kamu.
Bukan pahit.
Apalagi secangkir kopi.
*Inspired by : Lee Min Ho x Luwak White Coffee :D
*First poem in 2016 :))
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar