CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 04 Februari 2016

Barista Berkhianat


Aku duduk di tempat kita biasa bercengkrama
Dengan harapan, aku akan lebih bahagia
Dari dulu aku selalu menanti hari ini
Datang ke sini, tanpa kamu di sisi
Tapi ternyata semuanya malah berbeda
Tak lagi seperti rasa yang pernah ada.

Sepi
Hampa
Ahahaha harusnya aku tak kesini.

Aku memulai awal hari dengan mendatangi tempat yang penuh nostalgia.
Kita
Yang dulunya sangat menunggu hari ini.
Tapi apa daya. Semua telah berakhir.
Habis!

Tak kehabisan akal, aku mendatangi tempat lain.
Beruasaha mencari damai.
Dari sebuah kepedihan bernama sepi.
Lagi-lagi ditemani segelas kopi.

Meski diawali dengan senyum ramah sang barista,
Tetap saja tak sama.
Kopinya hambar.
Lidahku kelu, tak tahu lagi mana rasa yang bermutu.
Ini bukan kopi yang aku mau.
Aku bahkan tak pernah lupa akan rasa kopi milikku. Karya agung sang baristaku.

Tapi apa daya baristaku telah berkhianat.
Membuat kopi dengan rasa yang paling laknat.
Aku bahkan tak pernah mau sentuh kopinya kini meski digombali dengan janji akan sebuah nikmat.
Aku hanya mau kopi baristaku.
Yang dibuatnya khusus untukku.



*Tulisan ini dibuat dalam rangka partisipasi di @PosCinta.
#30HariMenulisSuratCinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar