CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 16 Oktober 2012

Rempongers!

Ini adalah kisahku. Kisah indah bersama mereka yang aku anggap sebagai sahabat terbaik yang pernah Tuhan ciptakan di alam semesta.


Dwi Murti Silvia. Ia adalah yang paling hitam di antara segala mahluk ciptaan Tuhan. Kami biasa menyebutnya dengan sapaan si ‘keling.’ Namun kami pun memiliki panggilan sayang untuknya, Hacuneh alias Cuneh alias Chun. Bagi mereka yang pernah menonton ajang pencarian bakat, Indonesia Mencari Bakat session 1 pasti pernah tahu tentang grup tari Funky Papua dimana salah satu anggotanya yang juga merupakan frontman-nya ialah seorang lelaki Papua bernama Chun. Sahabatku satu ini sangat amat tergila-gila dengannya.


Windy Astrilia Ganery. Tuhan Maha Adil karena meskipun berhidung pesek, namun ia memiliki tubuh paling langsing, tinggi semampai dan tanpa lemak. Namun bukan berarti kurus kerempeng. Ia yang paling lola alias loading lama diantara kami. Berbicara dengannya butuh keikhlasan yang sangat tinggi. Meski begitu, ia adalah yang paling penyabar di antara kami. Mungkin karena imannya telah terlatih untuk sabar menghadapi dirinya sendiri ya?


Rizky Erent Suwarno. Bertubuh tambun, berkulit putih mulus dan berperawakan besar. Meski secara fisik ia terkesan imut, namun nyatanya ia adalah yang paling berkuasa atas kami semua. Ia punya keahlian khusus melumpuhkan ego kami hanya dengan rengekannya dan tadarrr…kami semua akan langsung mengiyakan kemauannya.


Rizky Aditya alias Skin Head. Entah bagaimana ceritanya ia bisa punya panggilan seperti itu. Hanya sejarah hidupnya yang tahu persis. Menurut pengakuannya, ia dipanggil seperti itu karena dulu saat masih MOS (Masa Orientasi Siswa) salah seorang senior kami memanggilnya dengan panggilan itu hanya karena sebagai murid baru ia sudah membiarkan kepalanya di beri potongan rambut skin.


Dimas Aditya Pradibta. Di muka bumi ini tidak ada lagi yang lebih sok kecakepan dari mahluk berjakun yang satu ini. Meski begitu, ia adalah yang paling kami kasihi karena wajah sendunya yang mampu membuat kami rindu terbahak bersamanya. Jika ada tempat yang paling sering kami kunjungi, selain sekolah dan kantin, rumah dia adalah berikutnya. Kolam renang yang besar, rumah sepi, indah nan megah … siapa yang bisa menolak untuk betah berlama-lama bersenda-gurau disana?


Modesta Marcella Virginia. Cantik dan berbakat. Tidak heran sahabatku yang satu ini punya deretan panjang daftar mantan pacar yang jika diurutkan mungkin satu roll bon belanja tidak akan cukup. Menari adalah passion-nya dan pacaran adalah hobinya. Meski begitu, ia adalah yang paling ekstrim di antara kami, ketika sedang membenci ataupun mencintai seseorang.


Dan aku! Karsina Lopinta Dimaya Rumengan. Okidoki, aku bingung harus mendeskripsikan apa. Yang jelas, aku cinta Rempongers! Bahahaha!



Tiada masa paling indah. Masa-masa di sekolah. Ya, kami bertemu saat masih bersekolah di SMA Sumbangsih. Butuh waktu yang lama dan proses yang panjang hingga akhirnya kami menyatukan diri dan membentuk grup Rempongers. Nama yang sangat norak memang. Namun kami tak perduli. Kami ribet dan kami bangga akan itu.

Begitu banyak masalah pelik yang pernah kami hadapi. Mulai dari yang sibuk pacaran dan mengabaikan persahabatan, bertengkar tanpa alasan yang jelas hingga ditinggal salah satu anggotanya! Bukan, sahabat kami yang satu itu belum mendapat panggilan menghadap Sang Maha Kuasa, hanya saja ia meninggalkan kami karena perseteruan hebat yang pernah timbul antara salah satu dari kami dan kekasihnya. Padahal lebih dahulu ia mengenal kami daripada kekasihnya itu. Namun, tenang saja kawan. Tangan kami akan selalu terulur untuk menunggu kepulanganmu. Jika persahabatan adalah rumah, maka kekasihmu itu adalah hotel mewah yang sangat nyaman dan engkau bangga-banggakan. Namun pintu rumah akan selalu terbuka untuk pemiliknya, sedangkan pintu gerbang hotel akan terasa sangat besar, dingin dan mencekam kala engkau didepak paksa keluar darinya. Cepat kembali kawan. Kami mengasihimu. Sungguh! :)



Perbedaan itu indah! Ya, itu yang kami rasakan sendiri. Mulai dari perbedaan karakter, suku, agama, ras hingga cara berpikir. Namun ibarat puzzle, kami akan selalu saling mengisi kekosongan satu sama lain. Ibarat bidak catur, meski posisi kami berbeda, namun itulah yang menguatkan kami! Dan ibarat sepatu, meski kami tampak serupa, sesungguhnya teramat berbeda, namun akan selalu beriringan, bersatu dan melangkah bersama dalam menggapai tujuan, cita-cita kami masing-masing. Karena hidup tak pernah datar… karena persahabatan tak akan pernah berakhir!

Coz friendship never ends!



*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba menulis giveaway Friendship Never Ends.

2 komentar:

  1. hehe, seru ya.. ih, curang ih.. masak dirinya sendiri ga dideskripsiin setelah 'menghina dina' sahabatnya :D
    Makasih partisipasinya ya.. :)

    BalasHapus