"Imah, nanti kalo koranku laris, aku mau beli roket!", ucap Budi kala mengusap keningnya yang berpeluh.
"Roket itu apa?", tanya si bocah perempuan enam tahun sembari merapikan tumpukan koran dagangannya.
"Ah kamu! Jual koran, tapi gak pernah dibaca. Kata Abah, orang miskin gak boleh bodoh!"
"Oia, memangnya kenapa?"
"Kalo bodoh nanti semakin ditindas orang!"
"Ditindas itu apa?"
"Kamu ini! Ah sudahlah. Yang penting doakan aku ya supaya cepat kaya lalu belikan kamu roket. Biar kita jual korannya tinggal disebar dari langit."
-----
Sepuluh tahun berlalu, Budi dan Imah masih juga berdiri di simpang jalan Tugu Pancoran menjajakan koran.
"Budi, kapan ya kita kaya raya?"
"Untuk apa?"
"Kamu gak capek cuma duduk dan melihat orang menikmati harta miliknya?"
"Percuma kaya kalau tidak bahagia!", jawab Budi tegas.
"Tinggal di gubuk tua tanpa masa depan yang pasti apa itu bahagia?"
"Ahahaha! Kamu baca dari mana kutipan itu?"
"Tidak! Itu opiniku sendiri. Kan katamu orang miskin gak boleh bodoh! Ahahaha! Enak ya jadi orang kaya. Mau apa-apa bisa. Bakar duit juga bisa. Berperang misalnya!"
"Nah! Apa? Bakar duit? Ah kita yang miskin juga bisa!"
"Hah?"
"Berapa rupiah yang Abah bakar dari setiap puntung rokok yang dinikmatinya?"
"Yeee bukan kekayaan seperti itu yang aku maksud."
"Lalu apa? Berjibun harta juga percuma jika hati tak pernah bisa bahagia!"
"Tau darimana kamu mereka tak bahagia?"
"Terjerat kasus korupsi, mabuk-mabukan sampai pagi, saling sikut dan curiga, apa kamu pikir mereka bahagia?"
"Tapi bukankah tanpa harta, bahagia itu juga sulit jadi nyata?"
"Ah itu kata kamu sendiri saja. Aku bahagia! Aku punya kamu dan itu sudah lebih dari cukup!"
"Maksudmu, kamu akan menikahiku?"
"Jika Ia mengijinkan, pasti akan aku lakukan. Tapi masih ada satu hutangku yang belum kulunasi."
"Apa itu?"
"Membelikanmu roket. Agar kita tak perlu susah-susah berpeluh lagi menjajakan koran. Dan agar aku dapat membawamu berjalan jauh menikmati masa muda!"
"Ahahaha.... Berarti kamu pun tak dapat hidup tanpa harta!"
"Apa roket butuh harta? Ah... para penguasa! Berilah hambamu ini uang untuk membahagiakan kekasihnya! Ahahaha!"
"Hmmm itu lagunya siapa ya...? Iiih! Curang kamu! Itu ngutip lirik lagu kan?"
Wah, berbakat nih :D
BalasHapusCerpen-cerpennya bagus loh
Suatu saat dkumpulin terus kirim ke penerbit aja :D
http://priakabut.blogspot.com/
Ahahaha terima kasih banyak. :)
BalasHapus