CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 27 Oktober 2012

Sumpah Pemudi




"Baik. Selamat pagi. Hari ini saya akan bagikan hasil UTS kalian ya. Malisya Sailendra? Ah...kamu lahir di Malaysia ya?"
"Saya pak. Enggak pak. Saya asli Kutoardjo." Lisya baru saja hendak mengambil kertasnya ketika seseorang mengetuk pintu kelas.
"Hmmm...masuk." sahut sang dosen.
"Maaf pak. Saya terlambat." seorang pria memasuki ruangan. Lisya kagum bukan kepalang.
"Nama siapa nama?"
"Roberto Setidjo pak."
"Bahaha...gaya kali namamu."
"Ini...ambil ini." seru sang dosen sambil mengulurkan kertas UTS Lisya. Robert malah mengambil kertas itu bukannya buku absensi.
"Eh kak, maaf. Itu punya saya."
"Oh. Maaf. Eh panggil nama aja kali. Saya kan maba. Angkatan 2012."
"Serius...ih tapi kok?"
"Iya. Usia hampir kepala 3 memang. Dulunyaa S1 ekonomi."
"Hei hei hei! Kalian pikir saya biro jodoh! Sana! Saya mau lanjut bagikan hasil UTS ini!"

-----

"Cika, lo harus tau. Dia. Ganteng. Banget!" jerit Lisya
"Siapa? Om-om itu? Ih, udah 28 tahun kan?"
"Justru itu! Lebih matang. Aaak!"
"Lebay lo!", sahut Ana.
"Ah Ana. Lo harus liat. Cincinnya aja segede gaban gitu. Kayaknya tajir deh!"
"Ahahaha. Tajir sih tajir. Tapi rambutnye itu loh...klimis bener kayak ketek abang bajaj!"
"Siake!"

-----

Sebuah pesan masuk ke ponsel Lisya.
'Hi. Saya Robert. Yang kemarin salah ambil kertasmu.'
'Oh hai. Saya Lisya. Ada apa ya? Tau nomor saya dari mana?'
'Dari...rahasia. Ahaha. Kamu lupa ya, kemarin pas kita duduk sebelahan kan saya minta nomormu.'
'Ah iya. Saya lupa. Ehehehe.'
Saling mengirim pesan pun terus berlanjut.

-----

"Udah 3 hari aku smsan sama Robert dong!"
"Lah terus kenapa? Dih! Masi jaman smsan?"
"Dia gak pake bb. Tapi iPhone. Seri terbaru. Wooo!"
"Apaan sih! Norak lo! Terus kalo dia make ipon, hapenya buat lo gitu? Bangga amat!"
"Ah Ana. Galak bener. Dia imut ya, na?"
"Lisya, denger! Lo baru kenal 3 hari. Terus kata lo nanti dia mau nganterin pulang. Apa gak ngeri?"
"Ngeri gimana? Enak malah. Kan gratis ongkos."
"Ih! Dasar pantat jok! Dengerin ya, lo harusnya hati-hati. Ngeri."
"Enggak gue yakin kok. Dia baik."
"Terserah deh!"
"Yaaah Ana... kok gitu? Eh na, itu dia kan? Dia nyamperin. Aaaak, Udah dulu ya. Daaaa neeee!"

-----

"Ih si Lisya gak banget ya. Liat gak cowoknya? Apa gak serem ya?"
"Justru itu. Baru kenal 2 mingguan padahal. Masa katanya kalo smsan udah kayak reporter."
"Oia? Gimana gimana? Ceritain."
"Iya katanya suka dianterin. Terus cowoknya maksa. Harus pulang bareng dia. Terus juga katanya smsin nanya alamat lengkap, hobi, makanan kesukaan, gitu gitu."
"Iiiih gak banget ya. Terus sama dia dijawab?"
"Kenceeeng bener. Getar dikit hpnya, langsung ditanggepin."
"Ngeri iiih!"
"Ana, lo kan sahabatnya dari kecil. Nasehatin gih. Kasian kan kalo diapa-apain."
"Ah Lisya mah keras kepala. Susah nasehatin badak mah! Biarin aja. Nanti juga kena batunya."

-----

Lisya masih saja terus-terusan membangga-banggakan lelakinya. Ia yakin sekali lelaki itu sangat tergila-gila padanya. Setiap saat ponselnya berdering dan tak lain-tak bukan kelakuan lelakinya itu. Seluruh sahabatnya sudah gerah mendengar tentang laki-matang-rambut-klimis-cincin-tebal!~ Hingga suatu hari...

"Aaaa... Robert. Robert!"
"Kenapa?"
"Dia PHP!"
"Pemberi Harapan Palsu gimana?"
"Iya kemarin gue smsin ke dia. Gua tanyain 'Kita udah lama deket. Aku pengen nanya kepastian. Aku capek kamu gantungin terus.' Gue ngomong gitu kan."
"Terus terus?"
"Terus dia jawab..'Kita kan baru deket sekian waktu. Aku gak mau terburu-buru. Aku mau baik-baik aja sama kamu.' Udah. Gitu doang!"
"Bahahhaa! Lo juga sih ngaco! Sinting itu mah namanya!"
"Terus sekarang mesti gimana, girls? Ah sumpah... Aku Pemudi yang tak akan pernah percaya lagi pada Lelaki!"
"Eh jangan.... Ahahaha. Emang enak. Centil banget sih!"
"Aaaa malu, na. Maluuu!"
"Siapa suruh, dikandani ngeyel sih. Tuh akibatnya! Lagian juga belum tentu dia yang ngasi harapan palsu, tapi emang kamunya yang udah kadung kepedean!"
"Terus sekarang musti gimana?"
"Ya gak gimana-gimana. Cukup tarik Sumpah Pemudi-mu barusan. Karena ucapan adalah doa!"
"Yakali gak dapet cowok-tajir-rambut-klimis malah ujung-ujungnya jeruk makan jeruk?" Ahahaha. Tawa teman-temannya makin membuatnya nelangsa. Sial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar