Rindu dapat mendera di mana saja dan kapan saja. Mas Arnold, seorang pria tampan, pengusaha muda sukses dengan rahang eksotis dan wangi parfum yang menyegarkan. Mas Damar, seorang pria Jawa tulen dengan logat medok yang tak kuasa disembunyikannya, terasa sangat serasi dengan wajah innocent yang melekat padanya.
Sudah
sekitar dua jam aku berdiri di Halte Kuningan ini. Tubuhku sudah terlalu letih
untuk duduk dan menunggu lebih lama lagi. Aku tak tahan lagi. Lelah dalam
penantian. Sebuah pesan ku kirimkan pada keduanya.
'Mas, dimana? Saya
menunggu dari tadi, kok tidak ada kabar.'
Aku
kira ponselku bermasalah. Maka kukirimkan lagi pesan yang sama berulang kali ke
kedua nomor yang berbeda tersebut. Masih belum juga ada balasan. Andai mereka
tahu apa makna rindu dan bagaimana menyiksanya kata 'butuh' di saat momen yang
menuntut adanya kejelasan.
Tiga
jam sudah berlalu dan aku masih saja duduk di halte bus ini menantikan dua
mahluk berjakun itu. Tetiba sebuah suara menyapa. "Sama saya saja
sini!" Aku menghampirinya dan berbicara melalu jendela mobilnya.
"Berani
bayar saya berapa?", tantangku sopan.
"Saya
sedang butuh! Sudah, berapapun kamu butuh, saya beri! Cepat. Jangan buang waktu
saya untuk menunggu!", sentaknya pelan. Ah, mengapa lelaki ini tak
selembut mas Arnold atau bersikap manis sesuci mas Damar. Rinduku beranak pinak
pada kedua lelaki ini kala hasratku mengalahkan keinginan untuk menanti balasan
pesan dari mas Arnold dan Damar.
'Mas
Arnold. Maaf. Saya sudah hubungi mas, tapi tak ada balasan. Mas Damar juga
sudah saya sms, tapi mungkin sedang menyetir, ya mas? Saya dipakai oleh orang
lain dulu ya. Maaf, saya terlalu lama menunggu kalian. Hasrat saya sudah
menjerit pilu!'. Send to 2
numbers.
"Mbak,
saya perlu ke kantor sekarang loh ya! Kalau masih mau drama-queen sok lambat
masuk mobil, saya cari joki lain saja lah! Kenapa? Sudah di-booking orang
duluan? Ya sudah, rejeki mbak buat orang lain saja."
"Eh...enggak
mas. Saya ikut! Lapar. Lagian langganan saya juga gak bales kerinduan saya akan
rejeki dari tadahan tangan mereka.", tersipuku malu-malu pada langganan
baruku. Alhamdulillah.
NB : #13HariNgeblogFF @momo_DM @wangiMS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar