CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 17 Januari 2013

Cuti Sakit Hati



Laporan Kepada Tuan Cupid,
Tuan, maaf hari ini sepertinya saya membutuhkan partner untuk melaksanakan tugas saya. Banjir yang melanda ibu kota membuat jutaan janji harus dibatalkan dan kepingan kekecewaan harus berserakan terhanyut oleh air. Tuan, bisakah tuan mengirimkan seseorang yang dapat dipercaya untuk membantu saya?

Sebuah perkamen telah saya titipkan kepada merpati putih untuk disampaikan kepada tuan saya, Mr. Cupid. Ya, saya adalah seorang agen Cupid. Tugas saya cukup mudah, membuat dua hati yang terpaut jauh untuk saling berani mengungkapkan keinginan masing-masing untuk memiliki. Banyak pasangan yang berhasil saya pertemukan di dalam misi ini, namun tak sedikit juga pasangan yang awalnya saling mengasihi harus terpisah hanya karena ego yang tak mampu direda. Fiuuh…para manusia-manusia ini.

“Permisi… Saya Pluto.”, sapa hangat sebuah suara dari arah belakang.

“Eh, kaukah utusan Tuan Cupid? Wah cepat sekali. Padahal perasaan… Ah, lupakan. Hei, kau datang sendiri?”

“Iya saya sendiri.”

“Hmmm, baiklah. Tugasmu cukup mudah. Buatkan saja daftar nama para manusia yang patah hati ataupun tidak mampu melanjutkan hidupnya karena serpihan hatinya terlanjur menyayat lapisan jantungnya. Ingat, meskipun tugas kita terlihat mudah, tapi para manusia ini adalah mahluk-mahluk paling mulia di muka bumi yang paling tidak mampu memahami perasaannya sendiri. Maka tugasmu tak semudah yang kau bayangkan. Sebentar mereka bahagia, sepersekian detik bisa meraung-raung luka karena cintanya sebatas harapan semu. Mengerti?”, kalimatku sanggup membuatku mengambil tarikan panjang nafas.

“Baik. Hmm, maaf sebelumnya, saya ingin bertanya. Haruskah saya memanggil Anda dengan sapaan Nyonya? Oiya, maaf, kita belum berkenalan.”

“Ah, tak perlu. Cukup sapa saya dengan nama panggilan saja. Nona, itu nama saya.”

          “Nama yang indah. Baik Nona. Siap melaksanakan tugas.”, tegasnya seraya tersenyum.

Nah, cukup mudah bukan tugas menjadi seorang Agen Cupid. Iya, kami biasa disapa Matchmaker ataupun Mak Comblang. Tapi tunggu dulu, bukan berarti karena pekerjaan kami, lalu kami sanggup melakukan hal yang sama kepada diri kami sendiri. Ingat bagaimana seorang hair stylist tidak mampu menemukan ketombe di pangkal ubun-ubunnya kan? Nah, pun begitu dengan kami.

Aku memang menyamar menjadi seorang manusia biasa. Tugasku hanya mencomblangi orang-orang. Ya sebetulnya aku bukan benar-benar seorang manusia, hanya saja anak tunggal dari keluargaku The Chamomile Family, terkena kutukan yang mewajibkanku menemui kebahagiaan. Misi hidupku adalah pencarian cinta sejati untuk melepaskan kutukan kelabu ini. Dengan adanya seseorang yang benar-benar mencintaiku, aku akan kembali ke wujudku semula, agen cupid yang sempurna, seorang peri jelita. Ah, tak sabar aku menantikan masa itu. Tapi, dimana laki-laki yang mampu membantuku mewujudkan impian itu?

“Nona, maaf.”, sebuah suara membuyarkan lamunanku.

“Ya? Apakah kau menemui kesulitan?”

“Haduh. Apakah para PHP (Pemberi Harapan Palsu) itu adalah benar-benar manusia?”

“Ahahaha. Apa maksudmu?”

“Kau tahu sendiri kan. Di dunia kita, Fairly Island sana, hanya mengenal dua jawaban untuk statement cinta, hanya : ya atau tidak. Semudah itu. Lagipula, bukankah kejam memberikan harapan tanpa pernah membiarkannya terwujud?”

“Itulah manusia. Lagipula, kumpulan perasaan manusia itu ibarat gunung es. Tunggu sampai kau menyelaminya lebih dalam.”

“Dan menyelidikinya itu ibarat bola salju. Itu kan maksud anda, Nona? Ahahaha. Aku bersumpah tak akan pernah lagi memimpikan menjadi manusia. Mereka ini sungguh sulit dimengerti.”

“Iya. Aku berjanji akan membantumu untuk cepat-cepat pulang ke negeri asal kita. Asalkan kau  mau berjanji untuk kooperatif. Bagaimana?”

“Setuju.”

“Bagus!”, aku mencoba beranjak dari bangku taman yang kami duduki bersama. Namun Pluto menarik tanganku.

“Tunggu. Ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan. Sebetulnya kamu…mmm… Sampai kapan kau akan menjadi manusia, Nona?”

“Untuk apa kau tahu?”, sentakku.

“Aku hanya… Entahlah. Tuan Cupid pernah mengungkapkan bahwa kau adalah seorang peri yang, maaf, dikutuk. Bolehkah aku tahu apa penyebabnya?”

“Bukan urusanmu.” Apa maksudnya dia berkata begitu? Ingin menjadikanku bahan olok-olokkannya.

“Tapi aku ingin membantu!”, ujarnya sok tahu.

“Kau! Jangan pernah meremehkanku untuk menemukan cinta sejatiku.” Aku merasakan cincin terkutuk yang memberikan sinyal perasaanku memerah. Merah pertanda marah. Ya Tuan Cupid, mengapa lelaki ini merendahkanku begini?

Aku benci sekali dengan sikap kurang ajarnya ini. Sangat menghina! Saat kurasakan perasaan tidak menyenangkan berkecamuk di hatiku yang memang sedang menjelma menjadi seorang manusia, aku merasakan tubuhku dipaksa berbalik. Tiba-tiba kehangatan menjalari tubuhku kala sebuah kecupan singkat dan cepat melayang di keningku. Tunggu dulu! Perbuatan siapa ini? Hei, tapi mengapa tubuhku terasa ringan melayang begini?

“Jangan marah padaku. Maaf Nona.” Sebuah pernyataan hangat menjalari gendang telingaku. Siapa itu? Ah siapapun dia, aku tak mampu membuka mataku. Perasaan melayang ini belum pernah kurasakan kembali. Hei, kurasakan cincinku mendingin. Biru? Bahagiakah aku? Ah… Tuan Cupid. Biarkan aku cuti untuk sementara dari kelabu hidup. Cuti sakit hati karena terlalu lama menyendiri dalam pencarian & penantian yang tiada henti.

Sebuah akal sehat merasuk ke tubuhku! Tunggu dulu… Yang daritadi berada di dekatku kan hanya…? Hah, apa iya dia lelaki yang disiapkan takdir untukku! Tapi, dia kan, si lelaki sok tahu yang hanya menambah rengutan di wajahku! Hei tuan Cupid, ini apaaa? Arrrgggh! Kenapa.harus.Pluto?  

‘Aku harus mengirimkan sebuah perkamen untuk meminta pertanggungjawaban Tuan Pluto’, batinku.

“Nona, apa kau baik-baik saja? Ayuk kita pulang, saya harus segera menyelesaikan laporan kepada Tuan Cupid. Heeei!”, terpaksa ku dengar sebuah suara yang sangat dekat denganku, yang tak-lain-dan-tak-salah-lagi adalah milik Pluto. Apa ini yang dinamakan ‘takdir cinta yang akan menemukanmu, dimana saja kapan saja tanpa pernah bisa kau tebak pun cegah’? Iiish!



 NB : #13HariNgeblogFF @momo_DM @wangiMS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar