CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 14 Januari 2013

Pukul 2 Dini Hari



Masih teringat dalam benakku bagaimana sulitnya aku memilih nomor ponsel yang katanya ‘cantik’. Aku sudah menyiapkan budget, tapi entah kenapa yang tersisa hanyalah tinggal 1 nomor ‘cantik’ yang sayangnya harus berakhiran 666. Ish! Itu kan angka…? Hiii serem! Tapi ya, percuma kan hp kece kalau nomornya kurang menarik? Ahahaha!

Hei, aku punya seorang kekasih yang jika dalam bahasa Inggris selalu ku teriakkan padanya : “Hei Mr. Galang, You know what? I love, like, need, want and even really adore you!” Sempurna banget kan rasaku ini untuknya? Eh tapi tunggu, lagi-lagi huruf G itu bukannya kalau ditulis sedikit kegaulan bin alay jatuhnya malah jadi angka 6 ya? Ya terus kenapaaa?

Ada yang berniat mengetahui tanggal ulang tahunku? Siapa tahu saja bersedia memberikanku hadiah cantik, misalnya? Harap dicatat dan diingat ya, aku terlahir pada tanggal 6 Juni 1993. Angka cantik kan? Ehehe. Kata mama, aku terlahir normal, yang berarti aku memang ingin dibrojolin saja pada saat itu. tanggal enam bulan enam di tahun yang jika kedua digit terakhirnya dikurangi maka menghasilkan angka 6 lagi yang itu berarti…? Fiuh, lagi-lagi angka 6 dan triple 6 kan? Nah!  

“Hai Chacha sayang! Eh, kamu udah ngerjain tugas belum?”, teriak suara diseberang telepon sana.

“Hola Galang. Kamu dimana deh? Kok teriak-teriak?”, jawab Chacha tak kalah kencangnya. Bagi Chaha si perempuan yang notabene bersuara melengking wajib mengarahkan seluruh tenaga kalau harus beradu dengan suara tenor milik Galang.

“Di hatimu!”, goda Galang.

“Norak! Norak! Katrok!”, sentak Chacha cepat.

“Ahahahaha… Eh cha. Tebak deh. Tanpa disengaja ya, masa sekarang kita teleponan pas jam 6 sore, gitu cha! Denger gak ada adzan maghrib gitu kan?”

“Eh iya, ya. Yaudah deh. Daaaa Mr. Six.”

“Hah? Apaan tuh?”

“Kamu kan pacarku. Nah, akunya Ms. Six. Gak inget ya segala hal yang berkenaan dengan aku pasti gak jauh-jauh dari angka 6, iya kan?”, manjaku.

“Eia. Ya sudah gih, sana. Bukannya kamu harus les piano ya?”, usirnya lembut.

“Iya. Nyebelin ya. Masa malam-malam harus les piano sih? Bikin ngantuk. Mending kalo piano jazz, pop atau koplo kek gitu. Niat banget sih si mama masukkin aku ke kelas piano klasik! Emang lagunya Mozzart mau disenandungin? Hih!”

“Ahahaha. Jangan ngeluh terus. Jalanin aja. Goodluck, Ms. Six. Ahahaha! Love you!”

Miss you already. Smoochy smoochy.”, ucapku menutup pembicaraan di telepon.

Begitulah hari-hari dan kehidupanku. Selalu dipenuhi dengan rangkaian angka 6. Tapi toh siapa yang peduli? Ini kan hidupku. Sama seperti setiap 6 detik sekali nama Galang selalu melintas seenak jidat di benak aku, atau setiap hari berturut-turut setiap Senin hingga Jumat ditambah hari Sabtu ataupun Minggu yang mewajibkan kami bertemu terus menerus. Ehehehe, kenapa 6 bukan 7? Karena cinta kan butuh libur, biar ada kangennya juga, kan?

Aku menyadari bahwa rangkaian triple 6 itu memang angka keramat. Angka Dajjal dan Lucifer. Tapi ya ampun, demi keagungan dan kebahagiaanku, aku bersumpah akan mengkhianati Tuhanku jika itu membuatku bahagia kok. Hmmm, menghabiskan sisa hidupku bersama dengan lelaki yang paling kita cintai di muka bumi, bukankah itu impian setiap perempuan?

Pendetaku pernah berkata bahwa Tuhan tidak pernah menyuruh umat-Nya memeluk agama tertentu, yang Ia minta hanyalah “Ikutlah aku!”. Nah, iya, aku mengikuti-Nya kok. Aku memasrahkan seluruh jiwaku pada-Nya. Tapi tidak dengan hatiku. Eh, hatiku juga bagi-Nya kok. Aku ikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Bukankah aku umat-Nya yang baik?

Tapi tunggu… Apakah mengikuti Tuhan juga harus menyerahkan hatiku seutuhnya bagi kemuliaan nama-Nya? Wah, kalau hatiku, sudah ku persembahkan khusus bagi Galang. ‘Hmmm, Tuhanku sayang, demi lelakiku, aku akan mengikuti kemanapun ia pergi. Maaf ya. Itu ikrarku.’

Lamunanku tentang pernikahan sederhana nan kudus sedang memenuhi anganku ketika rasa kantuk menyerangku. Aku tertidur dan mimpiku sangat indah. Galang menghampiriku dan tersenyum indah. Ah Tuhan, apa aku bilang? Galang itu indah bukan kepalang. Aku bersumpah akan menghambakan hatiku pada lelakiku seorang. Ehehe. Agak over dramatis, ya?

Drrrrt. Drrrrrrt. Pukul 2 lewat 6 menit dini hari. Sebuah pesan masuk ke ponselku.

Innalillahi wa'inaillaihi roji'un.Telah berpulang ke sisi Tuhan, anak, saudara, sahabat terkasih kita, Galang Maheswara pada pukul 2 dini hari. Semoga kita yang ditinggalkan diberi ketabahan dan Galang terkasih diberi tempat terbaik disisi-Nya.’

Kala membaca pesan itu, entah mengapa aku tidak terkejut. Bahkan air mata seolah enggan membasahi pipiku. Satu hal yang aku tahu : Tuhan pencemburu. Hih, aku kan bukan anak-Nya! Aku ini anak Lucifer, bukan? Lihat saja, segala hal di dalam hidupku selalu berkaitan dengan triple 6. Kenapa harus cemburuan, sih? Kenapa harus merebut kebahagiaan orang lain sesuka hati-Nya? Curang!  


NB : #13HariNgeblogFF @momo_DM @WangiMS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar