Masih
teringat dalam benakku bagaimana sulitnya aku memilih nomor ponsel yang katanya
‘cantik’. Aku sudah menyiapkan budget, tapi entah kenapa yang tersisa hanyalah
tinggal 1 nomor ‘cantik’ yang sayangnya harus berakhiran 666. Ish! Itu kan
angka…? Hiii serem! Tapi ya, percuma kan hp kece kalau nomornya kurang menarik?
Ahahaha!
Hei,
aku punya seorang kekasih yang jika dalam bahasa Inggris selalu ku teriakkan
padanya : “Hei Mr. Galang, You know what?
I love, like, need, want and even really adore you!” Sempurna banget kan
rasaku ini untuknya? Eh tapi tunggu, lagi-lagi huruf G itu bukannya kalau
ditulis sedikit kegaulan bin alay jatuhnya malah jadi angka 6 ya? Ya terus
kenapaaa?
Ada
yang berniat mengetahui tanggal ulang tahunku? Siapa tahu saja bersedia
memberikanku hadiah cantik, misalnya? Harap dicatat dan diingat ya, aku
terlahir pada tanggal 6 Juni 1993. Angka cantik kan? Ehehe. Kata mama, aku
terlahir normal, yang berarti aku memang ingin dibrojolin saja pada saat itu. tanggal enam bulan enam di tahun
yang jika kedua digit terakhirnya dikurangi maka menghasilkan angka 6 lagi yang
itu berarti…? Fiuh, lagi-lagi angka 6 dan triple 6 kan? Nah!
“Hai
Chacha sayang! Eh, kamu udah ngerjain tugas belum?”, teriak suara diseberang
telepon sana.
“Hola
Galang. Kamu dimana deh? Kok teriak-teriak?”, jawab Chacha tak kalah
kencangnya. Bagi Chaha si perempuan yang notabene bersuara melengking wajib mengarahkan
seluruh tenaga kalau harus beradu dengan suara tenor milik Galang.
“Di
hatimu!”, goda Galang.
“Norak!
Norak! Katrok!”, sentak Chacha cepat.
“Ahahahaha…
Eh cha. Tebak deh. Tanpa disengaja ya, masa sekarang kita teleponan pas jam 6
sore, gitu cha! Denger gak ada adzan maghrib
gitu kan?”
“Eh
iya, ya. Yaudah deh. Daaaa Mr. Six.”
“Hah? Apaan
tuh?”
“Kamu
kan pacarku. Nah, akunya Ms. Six. Gak inget ya segala hal yang berkenaan dengan
aku pasti gak jauh-jauh dari angka 6, iya kan?”, manjaku.
“Eia.
Ya sudah gih, sana. Bukannya kamu harus les piano ya?”, usirnya lembut.
“Iya.
Nyebelin ya. Masa malam-malam harus les piano sih? Bikin ngantuk. Mending kalo
piano jazz, pop atau koplo kek gitu. Niat banget sih si mama masukkin aku ke
kelas piano klasik! Emang lagunya Mozzart mau disenandungin? Hih!”
“Ahahaha.
Jangan ngeluh terus. Jalanin aja. Goodluck,
Ms. Six. Ahahaha! Love you!”
“Miss you already. Smoochy smoochy.”,
ucapku menutup pembicaraan di telepon.
Begitulah
hari-hari dan kehidupanku. Selalu dipenuhi dengan rangkaian angka 6. Tapi toh
siapa yang peduli? Ini kan hidupku. Sama seperti setiap 6 detik sekali nama
Galang selalu melintas seenak jidat di benak aku, atau setiap hari
berturut-turut setiap Senin hingga Jumat ditambah hari Sabtu ataupun Minggu
yang mewajibkan kami bertemu terus menerus. Ehehehe, kenapa 6 bukan 7? Karena
cinta kan butuh libur, biar ada kangennya juga, kan?
Aku
menyadari bahwa rangkaian triple 6
itu memang angka keramat. Angka Dajjal dan Lucifer. Tapi ya ampun, demi
keagungan dan kebahagiaanku, aku bersumpah akan mengkhianati Tuhanku jika itu
membuatku bahagia kok. Hmmm, menghabiskan sisa hidupku bersama dengan lelaki
yang paling kita cintai di muka bumi, bukankah itu impian setiap perempuan?
Pendetaku
pernah berkata bahwa Tuhan tidak pernah menyuruh umat-Nya memeluk agama
tertentu, yang Ia minta hanyalah “Ikutlah aku!”. Nah, iya, aku mengikuti-Nya
kok. Aku memasrahkan seluruh jiwaku pada-Nya. Tapi tidak dengan hatiku. Eh,
hatiku juga bagi-Nya kok. Aku ikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangan-Nya. Bukankah aku umat-Nya yang baik?
Tapi
tunggu… Apakah mengikuti Tuhan juga harus menyerahkan hatiku seutuhnya bagi
kemuliaan nama-Nya? Wah, kalau hatiku, sudah ku persembahkan khusus bagi
Galang. ‘Hmmm, Tuhanku sayang, demi lelakiku, aku akan mengikuti kemanapun ia
pergi. Maaf ya. Itu ikrarku.’
Lamunanku
tentang pernikahan sederhana nan kudus sedang memenuhi anganku ketika rasa
kantuk menyerangku. Aku tertidur dan mimpiku sangat indah. Galang menghampiriku
dan tersenyum indah. Ah Tuhan, apa aku bilang? Galang itu indah bukan kepalang.
Aku bersumpah akan menghambakan hatiku pada lelakiku seorang. Ehehe. Agak over
dramatis, ya?
Drrrrt.
Drrrrrrt. Pukul 2 lewat 6 menit dini hari. Sebuah pesan masuk ke ponselku.
‘Innalillahi wa'inaillaihi roji'un.Telah berpulang ke sisi Tuhan, anak, saudara, sahabat terkasih kita, Galang Maheswara
pada pukul 2 dini hari. Semoga kita yang ditinggalkan diberi ketabahan dan
Galang terkasih diberi tempat terbaik disisi-Nya.’
Kala
membaca pesan itu, entah mengapa aku tidak terkejut. Bahkan air mata seolah
enggan membasahi pipiku. Satu hal yang aku tahu : Tuhan pencemburu. Hih, aku
kan bukan anak-Nya! Aku ini anak Lucifer, bukan? Lihat saja, segala hal di
dalam hidupku selalu berkaitan dengan triple
6. Kenapa harus cemburuan, sih? Kenapa harus merebut kebahagiaan orang lain
sesuka hati-Nya? Curang!
NB : #13HariNgeblogFF
@momo_DM @WangiMS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar