CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 18 Januari 2013

Kenalan, Yuk!



Samar-samar udara menghantarkan aroma tubuh lelaki dengan rahang paling eksotis yang pernah ditangkap oleh mataku. Angin tipis seolah menarikan jarinya di kunciran rambut lelaki depan mataku ini. Ah, bisakah jariku yang menggantikan permainan menggemaskan itu?

Aku anaknya paling mudah jatuh cinta. Kemanapun mataku memandang, menangkap bayangan menyenangkan, hatiku langsung sigap berbisik ‘Menarik!’. Namun sebatas ketertarikan tanpa arah. Bukankah Tuhan Maha Adil menciptakan banyak pria-pria tak menarik untuk menaikkan derajat lelaki tampan dan membuat mereka tampak lebih menawan?

Segenap keberanian telah aku kumpulkan. Untuk kali ini ada sebuah bisikan ghaib dari punggungku bahwa lelaki ini harus dimiliki. Aku harus menamatkan namanya dengan apostrophe ‘s di status relationship! Haha!

Tak biasanya aku sebegitu gugup sekaligus liar seperti ini. Suara-suara ghaib dari punggungku semakin meyakinkanku tentang keinginan super untuk sekedar mengetahui namanya. Bagi diriku, seorang penguntit itu salah dan dosa. Untuk apa menguntit seseorang dan membiarkan diri sendiri terluka lalu menuduhnya pemberi harapan palsu? Hei, itu salahmu menggantungkan ekspektasi setinggi itu pada keagungannya!

Ah, Tuhan, kuatkan hamba-Mu ini untuk sekedar menanyakan namanya. Mengapa kulit langsat itu begitu menggoda untuk disentuh? Tuhan, mengapa Engkau tinggikan ketampanannya dengan deretan gigi mengkilap kala ia tersenyum, bulir-bulir peluh menggairahkan tangan untuk mengelapnya, sebuah hidung yang memanggil jemariku untuk menjadikannya perosotan mainan? Ah Tuhan, tega sekali Kau merendahkan jutaan lelaki lain dengan menumpahkan seluruh keindahan padanya.

Aku masih mengintip dari radius 1 meter. Mungkinkah aku menyapanya terlebih dahulu? Ataukah menunggu hingga memutih ujung rambutku tanpa pernah diacuhkannya sama sekali? Ya, jatuh cinta itu memang mudah tapi tidak untuk jatuh hati, ya Tuhan. Dan sepertinya, aku sungguh amat jatuh hati padanya. Bagaimana ini?

Keberanian kian membuncah dalam dadaku dan memaksa kedua lututku untuk berdiri tegak. Dari jauh sudah kugantungkan telapak tanganku di udara, bersiap untuk menjabat miliknya sembari mengucap ‘Hi, kenalan yuk!’. Adrenalinku semakin terpacu kala jarakku dengannya semakin menyempit hingga tibalah aku di depan pandangannya. Ia menatapku sejenak, dan sebelah tanganku masih menggantung di udara.

Aku hampir saja menjabat tangannya hingga seseorang  lebih dahulu menarik tanganku…

“Hi! Kenalkan. Saya Rama. Pacarnya Andrew, cowok yang sedang kamu pandangi sekarang ini. Ada yang bisa dibantu? Percuma kamu ajak dia ngomong, Andrew itu tuna rungu, sayang. Tapi apapun keadaannya, Rama will always be with you, ndrew.”, ucap Rama centil sekaligus ramah. Cinta memang tanpa alasan, makna dan dugaan.  Saya terkesima melihat pancaran cinta yang meluap-luap di mata Rama, semacam cinta yang penuh kehangatan, pengorbanan dan penyerahan diri.

“Ya, Halo Rama. Senang berkenalan dengan Anda. Sampaikan salamku untuk Andrew.”, ucapku sambil melambaikan tangan pada Andrew yang dari tadi seolah berusaha membaca gerakan bibir kami. Ya Tuhan, Engkau memang adil, dibalik kesempurnaan, pasti ada satu kekurangan. Dan kekurangan terbesar bagiku adalah Andrew sudah lebih dahulu menjatuhkan hatinya pada lelaki dengan otot bisep terindah itu, Rama yang penuh perhatian. Ahahaha. Tapi setidaknya cinta mereka mengajarkanku banyak hal, keberanian untuk menerima cinta apa adanya pun memperjuangkannya tetap yang paling utama.


NB : #13HariNgeblogFF @momo_DM @wangiMS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar