CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 28 April 2013

Ayah dan Anak Perempuannya




Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, atau yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
 

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
 

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya.” Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
 

Tapi sadarkah kamu?
 

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
 

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
 

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
 

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah dibilang! Kamu jangan minum air dingin!”.
 

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
 

Ketika kamu sudah beranjak remaja…. Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
 

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
 

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu… Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….
 

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu? Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
 

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
 

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
 

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
 

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut… Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
 

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa.”
 

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
 

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
 

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.
 

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…. dan kamu harus pergi kuliah di kota lain… Papa harus melepasmu di bandara.
 

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
 

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
 

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
 

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
 

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
 

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
 

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
 

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
 

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
 

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
 

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
 

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
 

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
 

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”.
 

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
 

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
 

Karena Papa tahu…..
 

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
 

Dan akhirnya…. Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
 

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
 

Papa menangis karena Papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa…. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik…. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
 

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
 

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih…. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
 

Papa telah menyelesaikan tugasnya….
 

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita… Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat… Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
 

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
 

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..
 

Tulisan ini aku dedikasikan kepada teman-teman wanitaku yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT !
 

Yups, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Romo / Papa / Papi kita… tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya.
 



Sumber : enterkey.



Sabtu, 20 April 2013

Project #Daku


Cinta itu katanya buta. Ah, bodoh yang bilang begitu. Cinta itu indah tanpa perlu menggunakan indera penglihatan, cukup dirasakan dan dipahami. *smirk*

Sama seperti kamu. Indah? Ah, jangan! Kamu kan lelaki. Kamu itu rubah. Iya, binatang rubah. Kamu bisa jadi menyeramkan di satu sisi, tapi sangat melindungi di sisi lain.

Mata
Kamu punya mata yang bisa membuat aku terdiam dengan aku kedipan centil, setelahnya...terpingkal-pingkal menyadari ekspresi tololmu itu.

Telinga
Kamu adalah salah seorang pendengar yang baik bagi bibirku yang tak henti-hentinya bertutur kisah, ya walaupun aku yakin 100% 'Oiya?...Terus? Terus?' mu itu hanya supaya aku bahagia dan tak marah karena merasa dikacangin. :)

Bibir
You are an anti-mainstream boy! Dan kalimat "Kekurangan adalah kelebihan." punya kebanyakan orang itu gak berlaku di kamu. Dengan proposisi bibir yang serba kelebihan itu, Angelina Jolie pun bakal mutar otak berkali-kali biar gak kalah eksotis sama kamu!

Bisep
Bahkan seorang Narcissius akan bertekuk lutut dengan kenarsisanmu yang selalu merasa "Ya gue lah cowok paling eksotis! Coba tanyain deh wc letaknya dimana?" dan sejurus kemudian kamu bakal meragain aksi 'pamer bisep' sembari sok menunjuk suatu arah. Ahahaha!

Dan cuma kamu yang punya keahlian membuat gadis-berusia-20-tahun sepertiku mesem-mesem ala-ala ABG labil. -_-" *ketjup djitak djidatmu*


NB : @wira_panda di Project #DAKU

Minggu, 07 April 2013

Aku & Laut



Jika ada yang bilang sendiri itu bosan, berarti ia tak pernah mencintai dirinya dan ke'aku'annya.

Aku dan lelakiku menyukai kesendirian. Hei, kami adalah dua ke-aku-an yang menjadi satu dan menyatu, meski saling berpijak di dua kapal yang berbeda.

Laut adalah taman bermain tempat kami biasa berkencan. 

Meski kapal kami berbeda, aku terbiasa untuk menggenggam jemarinya dengan jarak yang membentang, yang kira-kira cukup untuk dilalui seekor lumba-lumba cantik.


Hei, aku tidak sedang bergurau. Aku memiliki seorang kekasih yang harus kupantenkan kepemilikan atasnya. :)

Kami memiliki dua nahkoda yang berbeda, yang jelas-jelas selalu saling menjauhkan kapalnya masing-masing.

Sedikit belaian halus di telapak tangan dan kecupan lembut di dahiku adalah hadiah manis yang sering ia titipkan pada burung hantu kikuk peliharaanku. 

Maklum saja, tiap kami hendak saling menggenggam jemari satu sama lain, ada saja tingkah konyol Dewa Neptunus untuk menghalangi keceriaan kami. Belum lagi sang Ratu Pantai Selatan yang tetiba muncul dari belakang, menghancurkan nuansa romantisme yang hampir mempertemukan bibir kedua insan yang sedang dimabuk cinta. Ah laut!



Laut mengajarkanku banyak hal. Tentang ketenangan paling damai yang bisa manusia cicipi, tentang romantisme yang tak mengenal waktu dan tentang keheningan di tengah gemuruh badai.
 Juga tentang keindahan yang perawan dan sungguh senantiasa menawan.

Namun dari semua hal yang laut berikan, ada satu pelajaran berharga yang paling terngiang di benakku, yaitu ketika 'menyendiri tak berarti sendiri'. Aku banyak melihat para mahluk laut yang beriringan, berpasang-pasangan, juga langit dan ujung laut yang selalu terlihat menyatu kala matahari bersembunyi ke dasar laut, ataupun angin yang selalu bercinta dengan layar kapal.


Mereka semua adalah mahluk yang tercipta sendiri. Terkadang saling menyendiri. Adakalanya kapalku terasa tenang nan statis, meski sebetulnya ia bergerak dengan tempo yang lambat.

Atau ketika seekor paus harus terdampar ke bibir pantai, sendiri dan sepi. Ah, betapa malang nasibmu, kawan.

Pun aku dan kekasihku. Laut kerap kali memisahkan kami. Namun begitu, genggaman tangan kami masih menyatu.

Terkadang, kami harus berdiri sendiri, tapi angin masih berpihak pada kami, memaksa kapal kami beriringan, menimbulkan sedikit pertengkaran sengit di antara nahkoda kami dan membiarkan kedua bibir kami saling terpaut kembali, mengunci lidah-lidah kami menjadi satu.


Lopinta Rumengan
Sabtu, 6 April 2013
Foodcourt Plangi, 2:39pm